Corona Virus 19 Pages

Sang Batara Kala

Hasil gambar untuk batara kala



Batara Kala = Sang Pemusnah

Dalam mitologi Jawa kisah Batara Kala sering diperbincangkan, sebagai salah satu contoh misalnya kalau terjadi gerhana matahari, diyakini karena matahari dimakan oleh Batara Kala. Dikisahkan Batara Kala adalah anak dari Batara Guru yang semula tidak diakuinya, merupakan dewa yang paling menakutkan, ganas, buruk muka dan tidak pernah mati. Batara Kala telah menjadi bayang-bayang kekacauan sepanjang masa dalam imajinasi orang jawa kuno. Dalam kepercayaan orang jawa, anak ontang-anting (anak tunggal) atau pandawa lima (anak lima laki-laki semua) harus dilakukan ruwatan (doa penyelamatan) agar tidak menjadi mangsa Batara Kala. Anak-anak sukerta calon mangsa Batara Kala baru mendapat jaminan dari Batara Guru tidak akan dimangsa oleh Batara Kala, bilamana si anak telah diruwat oleh orang tuanya. Tradisi ini yang kemudian disebut ruwatan atau murwakala. Tujuannya adalah agar anak yang mengalami sukerta (keburukan) dan sengkala ( keapesan dan pengaruh jahat) terhindar dari masalah tersebut, dengan kata lain terhindar dari mangsa Batara Kala.

Dalam perspektif yang lain Batara Kala, Batara = Dewa atau Sang, sedangkan Kala = waktu, Jadi Batara Kala adalah sang waktu itu sendiri,  yang pada suatu saat seperti yang dikisahkan sebelumnya  akan menelan matahari. Sedangkan matahari sendiri tak lain dan tak bukan adalah sebagai personifikasi dari dimensi waktu yang terjadi dibumi sebagai akibat adanya peristiwa rotasi dan revolusi bumi. Seperti yang kita ketahui semua benda dan makhluk  hidup dimuka bumi ini terikat secara mutlak oleh waktu mereka dibumi tanpa kecuali tidak hanya mereka yang sukerta maupun yang sengkala, menurut mitos jawa. Apapun di dunia ini tidak hanya ontang anting atau pandawa lima, ataupun yang akan terikat oleh keabsolutan mutlak sang batara kala ini.

Batara kala memang menakutkan, ganas dan sebenarnya tanpa pandang bulu. Sang Penguasa seperti Adolf Hitler, Kaisar Nero, Jengis Khan, atau Hayam Wuruk  juga tak berdaya dimangsa sang waktu  (Batara Kala).
Merugikan, kecuali mereka yang melakukan murwa kala, meruwat (memelihara) sang waktu dengan baik. Memanfaatkan waktu dengan baik, Allah sendiri bersumpah demi sang waktu bahwa kita akan merugi kecuali bagi orang yang beriman dan berbuat salih serta berwasiat kepada yang haq dan berwasiat dalam kesabaran. Wallahu a'lam bi shawab