Kepala
sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang tanpa
didasarkan atas pertimbangan. Siapa pun yang akan diangkat menjadi kepala
sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan tertentu seperti
latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat dan integritas. Oleh sebab
itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal sebab pengangkatannya
melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku.
Secara sistem, jabatan kepala sekolah sebagai
pejabat atau pemimpin formal dapat diuraikan melalui berbagai pendekatan yakni
pengangkatan, pembinaan, tanggung jawab. Sebagai pejabat formal, pengangkatan
seseorang menjadi kepala sekolah harus didasarkan atas prosedur dan peraturan
yang berlaku. Prosedur dan peraturan tersebut dirancang dan ditentukan oleh
suatu unit yang bertanggung jawab dalam bidang sumber daya manusia yaitu
Depdiknas. Dalam hal ini, Kepala Sekolah mendapat tanggungjawab kepemimpinan
dengan fungsi EMASLIM sebagai pengelola dan penyelenggaraan organisasi di
sekolah
1. Kepala Sekolah Sebagai Edukator
Fungsi sebagai edukator, Kepala Sekolah
memiliki strategi yang tepat dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolahnya. Fungsi kepala sekolah sebagai edukator adalah
menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan pembinaan kepada warga
sekolah, memberikan dorongan kepada tenaga kependidikan serta melaksanakan
model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class dan
mengadakan program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal.
Menurut Wahyusumidjo (2001:12) memahami arti pendidik tidak cukup berpegang
pada konotasi yang terkandung dalam definisi pendidik melainkan harus
dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan, sarana pendidikan dan
bagaimana strategi pendidikan itu dilaksanakan. Untuk kepentingan tersebut
kepala sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya
empat macam nilai, yakni pembinaan mental, moral, fisik, dan artistik.
Sebagai edukator, Kepala Sekolah perlu selalu
berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru.
Dalam hal ini pengalaman akan sangat mendukung terbentuknya pemahaman tenaga
kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya. Pengalaman semasa menjadi guru,
wakil kepala sekolah atau anggota organisasi kemasyarakatan sangat mempengaruhi
kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan pekerjaaannya, demikian pula halnya
pelatihan dan penataran yang pernah diikuti. Upaya yang dapat dilakukan kepala
sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai edukator, khususnya dalam
peningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan prestasi belajar anak didik dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu
proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan
mengendalikan usaha anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Wahyusumidjo, 2001:12).
Dikatakan suatu proses, karena semua manajer dengan ketangkasan dan
keterampilan yang dimiliki mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan
yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Dalam rangka melakukan peran dan
fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah perlu memiliki strategi yang tepat
untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui persaingan yang membuahkan
kerja sama (cooperation), memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan
untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga
kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
Sebagai manajer, kepala sekolah mau dan mampu
mendayagunakan sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan
mencapai tujuannya. Kepala sekolah mampu menghadapi berbagai persoalan di
sekolah, berpikir secara analitik, konseptual, harus senantiasa berusaha
menjadi juru penengah dalam memecahkan berbagai masalah, dan mengambil
keputusan yang memuaskan stakeholders sekolah. Memberikan peluang kepada tenaga
kependidikan untuk meningkatkan profesinya. Semua peranan tersebut dilakukan
secara persuasif dan dari hati ke hati. Mendorong keterlibatan seluruh tenaga
kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipatif). Dalam hal ini
kepala sekolah berpedoman pada asas tujuan, asas keunggulan, asas mufakat, asas
kesatuan, asas persatuan, asas empirisme, asas keakraban, dan asas integritas.
Sesuai kriteria penilaian kinerja kepala sekolah, maka kepala sekolah perlu
memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan baik, yang
diwujudkan dalam kemampuan menyusun program, organisasi personalia,
memberdayakan tenaga kependidikan dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara
optimal.
3. Kepala Sekolah Sebagai
Administrator
Kepala sekolah sebagai
administrator memiliki hubungan erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan
administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh
program sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah perlu memiliki kemampuan untuk
mengelola kurikulum, mengelola administrasi kearsipan, dan administrasi
keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar
dapat menunjang produktivitas sekolah. Untuk itu, kepala sekolah harus mampu
menjabarkan kemampuan di atas ke dalam tugas-tugas operasional. Dalam berbagai
kegiatan administrasi, maka membuat perencanaan mutlak diperlukan. Perencanaan
yang akan dibuat oleh kepala sekolah bergantung pada berbagai faktor, di
antaranya banyaknya sumber daya manusia yang dimiliki, dana yang tersedia dan
jangka waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan rencana tersebut. Perencanaan
yang dilakukan antara lain menyusun program tahunan sekolah yang mencakup program
pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan dan perencanaan fasilitas yang
diperlukan. Perencanaan ini dituangkan ke dalam rencana tahunan sekolah yang
dijabarkan dalam program semester. Di samping itu, fungsi kepala sekolah selaku
administrator juga mencakup kegiatan penataan struktur organisasi, koordinasi
kegiatan sekolah dan mengatur kepegawaian di sekolah.
4. Kepala Sekolah Sebagai
Supervisor
Sebagai supervisor, Kepala
Sekolah mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Menurut
Sahertian (2004:19) bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang
secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor mempelajari tugas
sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya
untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan
sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai komunitas belajar yang lebih
efektif. Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu
melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja
tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar
kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar
tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih cermat melaksanakan
pekerjaannya. Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah
terhadap tenaga kependidikan khususnya guru, disebut supervisi klinis, yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan
kualitas pembelajaran melalui pembelajaran efektif. Kepala sekolah sebagai
supervisor perlu memperhatikan prinsip-prinsip: (1) hubungan konsultatif,
kolegial dan bukan hirarkis; (2) dilaksanakan secara demokratis; (3) berpusat
pada tenaga kependidikan; (4) dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga
kependidikan; dan (5) merupakan bantuan profesional.
5. Kepala Sekolah Sebagai Leader
Kepala sekolah sebagai pemimpin
harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan dan
kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan
tugas. Wahjosumijo (1999) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin
harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman
dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.
Kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisis dari aspek
kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah,
kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi. Sedangkan
kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifatnya yang:
(1) jujur, (2) percaya diri, (3) tanggung jawab, (4) berani mengambil risiko
dan keputusan, (5) berjiwa besar, (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan.
Dalam implementasinya, kepala
sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisis dari tiga gaya kepemimpinan, yakni
demokratis, otoriter dan bebas. Ketiga gaya tersebut sering dimiliki secara
bersamaan oleh seorang pemimpin sehingga dalam melaksanakan kepemimpinannya,
gaya-gaya tersebut muncul secara situasional.
6. Kepala Sekolah Sebagai
Inovator
Peranan dan fungsinya sebagai
inovator, Kepala Sekolah perlu memiliki strategi yang tepat untuk menjalin
hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada tenaga kependidikan
dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolah
sebagai inovator dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan akan
tercermin dari caranya melakukan pekerjaan secara konstruktif, kreatif,
delegatif, integratif, rasional, obyektif, pragmatis, keteladanan, disiplin,
adaptable, dan fleksibel.
Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu
mencari, menemukan dan melaksanakan berbagai pembaruan di sekolah. Gagasan baru
tersebut misalnya moving class. Moving class adalah mengubah strategi
pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga setiap
bidang studi memiliki kelas tersendiri, yang dilengkapi dengan alat peraga dan
alat-alat lainnya.
7. Kepala Sekolah Sebagai
Motivator
Fungsi sebagai motivator, Kepala
Sekolah memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para
tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini
dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin,
dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar.
Dorongan dan penghargaan merupakan dua sumber motivasi yang efektif diterapkan
oleh kepala sekolah. Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun datang dari lingkungan. Dari
berbagai faktor tersebut, motivasi merupakan suatu faktor yang cukup dominan
dan dapat menggerakkan faktor-faktor lain ke arah keefektifan (effectiveness)
kerja, bahkan motivasi sering disamakan dengan mesin dan kemudi mobil, yang
berfungsi sebagai penggerak dan pengarah.